Bicara pemerataan kesejahteraan, sejahtera untuk siapa?

“The Sumbanese have their own values and their own form of economy by which they uphold their values. When viewed in terms of their values, their conduct makes sense.”

Onvlee in The flow of life, essays on eastern Indonesia (1980)

Photo by Carin Noerhadi

Disclaimer: Artikel ini ditulis berdasarkan hasil dialog tim foodagogik dengan pemerintah daerah dan rekan akademisi yang dilaksanakan selama program ‘Youth Food Systems Dialogue and Movement 2023: Promoting Local Knowledge for Sustainable Food Systems in Indonesia’ pada tanggal 13-15 Mei 2024 di Sumba Timur. Dalam penulisan artikel ini, tim foodagogik berupaya untuk menjaga integritas ilmiah dan menghilangkan segala bentuk bias; namun, sifat non-empiris dari dialog tersebut membuat subjektivitas terhadap satu hasil atau kelompok subjek tidak dapat dihindari. Harapannya tulisan ini dapat menginspirasi sesama ilmuwan dan akademisi di bidang pangan, iklim, dan kesehatan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna membentuk dasar ilmiah yang solid untuk argumen yang disampaikan.

Previous
Previous

Sumba: Tameng kokoh budaya Indonesia dan cerminan utuh Pancasila

Next
Next

Kebijakan bias beras dan berlanjutnya disipasi pangan lokal Sumba Timur